Prevalensi anemia defisiensi besi pada tenaga kesehatan di Ruang Layanan Infeksi COVID-19 RSUD Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin

  • Mediarty Universitas Sriwijaya
  • Ali Ghanie Bagian Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya
  • Erty Sundarita Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
  • Muhammad Reagan
  • Ahmad Khoirun Putra Bagian Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya
  • Amelia Istiqomah Bagian Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya
  • Muhammad Haryadi Bagian Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya
  • Rizha Zetira Bagian Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya
  • Ferda Puspalina Bagian Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya
  • Nandi Hermawan Bagian Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya
Kata Kunci: Anemia Defisiensi Besi, Tenaga Kesehatan, COVID-19, Imunitas

Abstrak

Anemia merupakan masalah medis yang terjadi di seluruh dunia, terutama pada negara berkembang seperti Indonesia. Salah satu jenis anemia yang seringkali tidak bergejala (silent anemia) adalah anemia defisiensi besi, yang pada paling banyak terjadi pada kelompok usia produktif. Kondisi ini selain menyebabkan penurunan produktifitas kerja, juga mempengaruhi imunitas tubuh yang menjadi hal amat penting pada kondisi pandemi COVID-19 saat ini. Tujuan dari kegiatan ini adalah mengetahui pola anemia dan prevalensi anemia defisiensi besi pada tenaga kesehatan yang bekerja pada ruang layanan infeksi COVID-19 yang berisiko tinggi untuk terinfeksi bila memiliki daya tahan tubuh yang lemah. Hasil yang didapatkan ternyata 11 orang (14,47%) tenaga kesehatan mengalami anemia defisiensi besi absolut maupun relatif. Walaupun angka ini relatif lebih rendah dibandingkan angka rata-rata nasional, namun tatalaksana terhadap kondisi ini amat penting karena terkait dengan pelayanan yang akan diberikan kepada masyarakat.

Diterbitkan
2021-12-10