Penerapan etika batuk dalam mencegah ISPA pada masyarakat di Kelurahan Sukamaju, Palembang, Sumatera Selatan

  • Linda Andriani Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Divisi Pulmonologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya.
  • Alif Fathurrachman Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Divisi Pulmonologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya.
  • Dwi Indira Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Divisi Pulmonologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya.
  • Rouly Pasaribu Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Divisi Pulmonologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya.
  • Sudarto Sudarto Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Divisi Pulmonologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya.
  • Ahmad Rasyid Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Divisi Pulmonologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya.
  • Zen Ahmad Sriwijaya University
Kata Kunci: ISPA, Etika Batuk, Masyarakat

Abstrak

Infeksi Saluran Nafas Atas (ISPA) merupakan penyakit yang mudah menular melalui udara dan dapat terhirup ke saluran nafas. Individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah akan lebih rentan terhadap ISPA yang bersifat berat atau berulang. Peningkatan insiden dan keparahan ISPA pada pasien dapat signifikan mempengaruhi produktivitas mereka, sementara pada anak-anak, hal ini dapat menghambat proses tumbuh kembang mereka. Etika batuk umumnya diterapkan dengan baik oleh tenaga kesehatan di lingkungan profesional. Namun, di kalangan masyarakat, etika batuk sering kali diabaikan, sehingga penyakit yang menular melalui udara seperti ISPA dapat dengan mudah menyebar. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyuluhan mengenai praktik etika batuk yang tepat guna mencegah penyebaran ISPA, khususnya di Kelurahan Sukamaju, Palembang. Pada kegiatan penyuluhan ini, yang dihadiri oleh sekitar 200 peserta, terungkap bahwa sebelumnya, 90% dari mereka tidak memiliki pemahaman tentang tata cara etika batuk yang benar. Setelah dilakukan penyuluhan dan simulasi etika batuk, 100% peserta telah memahami dan menerapkan etika batuk dengan benar. Melalui pengabdian masyarakat ini, diharapkan masyarakat akan terus menerapkan etika batuk yang benar, sehingga dapat membentuk kebiasaan positif yang berkelanjutan dalam mencegah penularan penyakit, serta meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat setempat.

Diterbitkan
2024-11-25