Deteksi dini dan screening ARMD (Age-Related Macular Degeneration) di Puskesmas Palembang

  • Ramzi Amin Bagian Ilmu Kesehatan Mata, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya
  • Petty Purwanita Bagian Ilmu Kesehatan Mata, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya
  • Ria Mutiara Universitas Sriwijaya Palembang
Keywords: Kelainan Retina, ARMD, Degenerasi Makula

Abstract

Age-related Macular Degeneration (ARMD) merupakan penyebab utama kebutaan pada negara berkembang, yang menyebabkan gangguan penglihatan sentral yang parah pada satu atau kedua mata. ARMD merupakan degenerasi progresif makula yang timbul pada usia lebih dari 50 tahun, yang ditandai dengan adanya drusen yang merupakan deposit material di antara retinal pigmen epithelium (RPE) dan membran Bruch. Prevalensi ARMD 29,2% unilateral dan 70,8 % bilateral. Pada wet ARMD unilateral, 50% akan berkembang mengenai mata sebelahnya dalam jangka waktu 5 tahun. Diperkirakan pada tahun 2020 sekitar 8 juta orang di Amerika memiliki ARMD karena peningkatan jumlah populasi usia tua. Pada tahap awal ARMD jarang menyebabkan keluhan. Keluhan baru dirasakan apabila telah terjadi drusen, neovaskularisasi koroid, adanya cairan dan darah yang menyebar ke sentral makula atau berpindahnya darah ke ruang vitreus, sehingga dapat menyebabkan gangguan lapang pandang sentral dan penurunan tajam penglihatan yang dapat membuat penderita kehilangan kemandirian dan kemampuan untuk aktivitas sehari-hari. Pengetahuan mengenai pentingnya melakukan skrining pada mata secara rutin dapat mencegah kebutaan 22-70%.

 

Published
2021-03-31